Review Squid Game Season 3: Pemenangnya Yang Gak Main

Halo, bertemu lagi bersama saya Adrian! Kali ini, saya akan me-review serial fenomenal Squid Game Season 3. Penting untuk dicatat bahwa review ini penuh dengan spoiler, jadi jika Anda belum menonton, sebaiknya lewati bagian ini atau tonton terlebih dahulu Season 1 dan 2 agar bisa mengikuti alur ceritanya dengan baik.

Episode 1: Pergolakan dan Intrik di Pembuka Permainan

Pada episode pertama Review Squid Game Season 3, kita langsung diperlihatkan kelanjutan adegan di mana tim X (merah) memberontak dan mencoba menghentikan permainan. Namun, seperti yang kita duga, pemberontakan itu gagal total. Kegagalan ini disebabkan oleh seorang pemain yang seharusnya membawa senjata tambahan, tetapi tidak kembali ke lokasi baku tembak. Ini menjadi plot twist awal yang menegangkan.

Scene berikutnya, kita akan dikejutkan dengan penampakan pemain ke-456 yang berada di dalam peti mati. Apakah ia sudah mati dalam pertempuran di Season 2? Rasa-rasanya, tugasnya masih panjang dalam serial ini, jadi rasanya terlalu cepat untuk mati di awal. Ini tentu memicu banyak pertanyaan di benak penonton tentang nasibnya.

Di sisi lain, kegigihan detektif dalam mencari pulau tempat Squid Game dimainkan masih menemui jalan buntu. Kapten kapal yang membawa pasukannya mencoba menghentikan mereka. Di Season 2, ia bahkan membunuh operator drone yang hampir menemukan pulau tersebut.

Akhirnya, detektif tersebut membawa pasukan operator drone yang baru dan menambah jumlah pasukannya. Seperti yang kita tahu, detektif ini juga adalah adik dari Front Man. Di saat yang bersamaan, temannya mengingatkan bahwa kapten kapal yang bernama Captain Park adalah dalang di balik matinya operator drone. Namun, sang detektif masih tidak percaya dan sangat mempercayai Captain Park. Jika Anda perhatikan, Captain Park selalu berargumen tentang arus yang kuat ketika mereka mencoba mendekati pulau. Jadi, dialah yang selama ini menghalau pergerakan Jun-ho (detektif) untuk menemukan pulau tersembunyi itu.

Baca Juga : 10 film Netflix Paling Populer di Indonesia November 2024

Kembali ke permainan di dalam pulau, permainan kali ini bernama “Kunci dan Pisau”. Tim O (biru) diberikan masing-masing satu buah kunci, sementara tim X (merah) mendapatkan pisau. Dalam permainan ini, tim X diharuskan mengejar tim O untuk dibunuh, dan tim O harus bersembunyi dengan membuka dan menemukan pintu exit menggunakan kunci yang diberikan.

Untuk kali ini, pemain ke-456 tidak bisa memilih karena dia diborgol sepanjang hari dan baru dilepas ketika permainan akan dimulai. Jadi, ia tetap berada di tim X, atau tim yang tidak mau melanjutkan permainan.

Hal yang menarik dari permainan ini adalah kemarahan pemain ke-456 terhadap pemain ke-388. Pemain ke-388 yang tidak kembali dan mengakibatkan teman-temannya mati kini kebetulan berada di tim O, yang mana ia menjadi target untuk dibunuh. Ini menambah dimensi personal dan dendam dalam permainan.

Adegan yang menyedihkan adalah di mana pemain 007 yang bernama Yong-sik, anak dari pemain ke-149, saling berseberangan. Pemain 007 berada di kelompok pembunuh, sementara sang ibu harus menyelamatkan diri. Salah satu dari mereka harus mati dalam permainan ini, baik jika sang anak tidak bisa membunuh seseorang atau jika sang ibu dibunuh oleh pemain lain. Episode ini sukses menampilkan drama emosional yang intens.


Episode 2: Strategi Licik dan Perjalanan VIP yang Absurd

Di episode kedua ini, peran dari pemain ke-100 memang membuat jengkel sejak awal. Tetapi, itulah strategi yang dia gunakan untuk menang dalam permainan ini: harus cerdik, licik, dan licin agar tidak dibunuh oleh peserta lain.

Berlanjut ke episode 3, di mana permainan sebelumnya telah selesai dan yang tersisa tinggal 25 pemain. Sebanyak 35 orang gugur dalam permainan keempat. Uang yang sudah terkumpul sebesar 43,1 miliar won. Jika dibagi dengan 25 orang, maka per orang dapat 1,724 miliar won. Uang yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan atau membayar utang mereka. Tetapi, namanya manusia dan merasa kurang, akhirnya sebagian dari mereka memilih melanjutkan permainan.

Dalam season ini, kita benar-benar melihat para VIP dalam percakapan yang menurut saya sangat tidak berguna dan hanya untuk menambah durasi filmnya saja. Perkataan atau percakapan mereka sangat tidak mencerminkan bahwa mereka adalah VIP. Kegilaan pikiran atau tingkah lakunya sangat tidak layak untuk menjadi VIP yang hanya menonton permainan dari jarak jauh. Mereka malah mengomentari drama-drama yang terjadi antara para pemain. Ya, kalau mau lihat drama, mending nonton drakor Business Proposal saja, daripada mahal-mahal menonton orang saling bunuh.


Review Squid Game Episode 3: Penyelidikan Detektif dan Misteri Captain Park

Beralih ke pencarian identitas Captain Park, yang sebenarnya tidak terlalu perlu dijelaskan di episode ini. Namun, untuk menambah durasi episode, sepertinya sutradara mengalihkan perhatian kita untuk sejenak beralih ke sosok Captain Park, di mana dia secara berkala mengabari Front Man perihal progres pencarian pulau tersebut.

Selagi Captain Park berlayar mencari pulau bersama dengan detektif, temannya secara diam-diam masuk ke rumah Captain Park. Sebelumnya, ia sudah bertanya-tanya kepada warga sekitar tentang kapten tersebut, dan tidak ada yang mengenal dirinya.

Naas, temannya tertangkap polisi saat berada di dalam rumah Captain Park. Sepertinya ada yang melaporkan karena ada suara tembakan yang berasal dari dirinya ketika menembak anjing milik Captain Park yang menyerang dirinya saat di dalam rumah. Parahnya, partnernya yang menunggu di mobil tertidur ketika polisi datang, jadi dia tidak bisa mengabarinya. Akhirnya, mereka dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Tapi, ada beberapa bukti foto ternyata Captain Park adalah sahabat dari Front Man. Mereka sering memancing bersama di tengah laut, terlihat dari foto-foto di dalam rumahnya.

Review Squid Game Episode 4: Lompat Tali Besi dan Pengorbanan Terakhir

Pada akhir-akhir episode ke-3, permainan baru diperlihatkan. Ternyata permainan itu adalah lompat tali, tapi talinya diganti dengan besi. Sangat menarik bukan?

Permainan ke-5 ini karakternya difokuskan kepada pemain ke-222, di mana pada permainan ke-4 dia melahirkan seorang bayi, dan dia sedang terluka di bagian kaki. Dia pasti sangat kesulitan untuk meloncat di permainan lompat tali ini.

Nah, bagaimana nasib sang bayi? Karena merasa kasihan, pemain 456 mencoba menyelamatkan bayinya terlebih dahulu dengan menggendongnya. Pemain 456 menjadi orang kedua yang melewati rintangan tali, tapi dia dan bayi itu sebagai orang pertama yang selamat (sebelumnya ada yang mati terseret tali besinya).

Bagaimana nasib ibu bayi tersebut? Dalam rencana awal, pemain 456 akan menjemput kembali sang ibu untuk diselamatkan. Ya, ini adalah karakter awal pemain 456 yang ingin menyelamatkan semua orang, make everybody happy. Tapi ternyata sang ibu atau pemain ke-222 menyerah dan dia terjun ke jurang karena dia sudah putus asa, lalu menitipkan anaknya ke pemain 456.

Pada episode berikutnya, yaitu episode ke-4, para VIP berdiskusi tentang adanya bayi dalam pertandingan. Akhirnya, sang bayi menggantikan ibunya yang menyerah duluan. Ide hasil diskusi itu pun bukan dari VIP, tetapi dari Front Man yang menganjurkan bayi itu menjadi pemain ke-222. Jadi, ngapain ada VIP di sana? Semakin tidak berguna.

Pada episode ke-4 kita dialihkan kepada perburuan pulau di kapal milik Captain Park. Akhirnya sang detektif tahu bahwa Captain Park adalah musuhnya, dan dia melihat sendiri teman-temannya dibantai di kapalnya. Singkat cerita, Captain Park pun mati di tangan detektif setelah hampir membunuh sisa temannya di kapal. Akhirnya, sang detektif pun dapat memetakan di mana pulau tersebut berada.

Anda masih ingat pemain ke-100 ini kan? Nah, karakter orang tua licik ini semakin licik pada permainan selanjutnya, yang hanya menyisakan 9 pemain.

Sebelum lanjut ke permainan terakhir, pemain ke-456 dipanggil oleh Front Man. Dia diberikan kesempatan untuk membunuh semua peserta ketika sedang tidur, kecuali sang bayi. Jadi, pada permainan selanjutnya hanya ada 2 peserta, di mana syarat permainan itu minimal 3 peserta. Jadi, pemain 456 dan sang bayi yang menjadi pemenangnya jika mengikuti saran Front Man. Ini intervensi yang luar biasa dari “orang dalam” (ordal).

Permainan terakhir pun muncul di hari berikutnya, di mana ada 3 step di depan mereka: Bulat, Segitiga, dan Kotak. Setiap step harus mengorbankan 1 orang, mengeliminasi mereka dengan cara melempar ke bawah jurang sampai mati, baru bisa lanjut di step berikutnya.

Jadi, dari ke-9 pemain yang tersisa terbagi jadi 2 kelompok. Kelompok yang paling besar adalah kelompok kakek licik dan kawan-kawannya, dan kelompok lain yang berisi orang-orang lemah termasuk sang bayi.

Dari permainan terakhir ini, kita bisa melihat bahwa keserakahan akan menutupi logika dan perasaan, di mana sampai bayi pun bisa dikorbankan untuk melancarkan jalan mereka. Tapi itulah permainan yang disajikan di sini. Dari semua peserta yang berusaha keras untuk mendapatkan uang hadiah yang sangat besar, malah di akhir film sang bayi lah yang memenangkan permainan ini. Bukan peserta 100 yang punya banyak cara licik untuk menang. Karena pada step akhir, pemain 456 belum menyalakan tombol start tetapi sudah ada yang terjun ke jurang tersebut, yang ternyata pemain ke-333 itu adalah ayah dari sang bayi.

Untuk mengakhiri permainan, pemain 456 menyalakan tombol start dan dia terjun sendiri ke jurang dalam. Dan peserta 222 yang masih bayi menjadi pemenangnya. Gak perlu berantem, gak perlu mikir susah, tapi sang bayi lah yang menjadi pemenang, bahkan yang bekerja keras untuk mendapatkan hadiah sama sekali tidak mendapatkan hadiah sedikitpun.

Di akhir episode, sang detektif menemukan pulau tersebut, dan Front Man mengevaluasi seluruh penjaga dan VIP. Lalu, dia meledakkan pulau tersebut sebagai cara menghilangkan barang bukti. Untungnya, sang adik yang menjadi detektif sudah keluar dari pulau tersebut dan dia pun selamat.

Di akhir film, kita dibuat penasaran dengan kemunculan permainan lempar kertas di sebuah gang kumuh, yang ternyata latar tempatnya berada di New York, kalau saya tidak salah. Apakah akan ada Squid Game Internasional? Kita tunggu saja kejutannya.

Itulah ringkasan Review Squid Game Season 3 dari kamu, semoga bisa menambah informasi pada film ini.

Comment