Review Film Dilan 1991, Gangster Apaan???

Pada hari Minggu, 24 Februari tahun 2019, Film Dilan 1991 dirilis di Bandung. Pada hari itu juga diperingati sebagai “Hari Dilan”, yang dibuka dengan peresmian Dilan Corner di Taman Saparua oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Iqbal Ramadhan dan Vanesha Prescilla. Hari Dilan ini dibuat untuk promosi sequel film Dilan 1990.

Harga tiket Dilan 1991 yang dibandrol Rp.10,000 yang dapat dibeli di TIX.ID sejak tanggal 14 Februari akhirnya habis terjual dalam waktu empat jam saja. Ridwan Kamil tampak terkesan dengan pencapaian Dilan 1991. “Pencapaiannya luar biasa ya. Kombinasi setting dan novel yang luar biasa. Tiket di Bandung sold out 10.000. Itu menunjukkan antusiasme luar biasa,” tutur Ridwan Kamil.

Dilan 1991 ini tentang apa?

Film Dilan 1991 ini secara story line sangat berkaitan erat dengan Dilan 1990. Bila dalam Dilan 1990 diceritakan perjalanan “PDKT” Dilan ke Milea, maka Dilan 1991 adalah cerita mereka setelah “jadian”. Menurut saya, awal film agak membingungkan karena ada pengulangan cerita. Untuk yang sudah nonton “Dilan 1990”, pasti tahu kalau Dilan itu sudah kenal dengan Ibu nya Milea dan Milea sudah kenal dengan Bundanya Dilan, tapi ada pengulangan scene yang seakan mereka belum kenal satu sama lain.

Tujuannya yang saya prediksi adalah untuk membuat “link” agar alur ceritanya gak jomplang, atau untuk memperkenalkan kembali karakter Ibu Milea yang diperankan Happy Salma dan Bunda Dilan yang di perankan oleh Ira Wibowo. Peran kedua ibu disini, bisa dibilang cukup menjadi point penting sebagai wanita bijak dalam menghadapi anak-anaknya di masa pencarian jati diri. Tujuan yang lainnya mungkin diperuntukkan bagi yang belum nonton “Dilan 1990” agar tidak bingung dengan jalan ceritanya.

reivew dilan 1991
dilan milea 1991

Pada babak pertama film, penonton disuguhkan dengan mesranya Dilan dan Milea yang merasa dunia hanya milik mereka berdua. Feeling yang diberikan sama seperti dalam Dilan 1990 dimana banyak gombalan Dilan yang membuat para penonton ber-“cie cie” ria, atau perasaan “ke-semsem” oleh tatapan Dilan ke Milea yang sangat dalam. Dilan dan Milea juga mengikrarkan hubungan mereka ke semua orang, termasuk ke orang tua mereka bahwa mereka jadian di tgl 22 Desember 1990, dan itulah hari “bersejarah” buat mereka berdua.

Serang menyerang antar gangster nampaknya menjadi permasalahan utama di film “Dilan 1991” ini. Permasalahan inilah yang menghadirkan konflik, dimana Milea mengutimatum Dilan untuk berhenti dengan kegiatan geng motornya. Akibatnya, hubungan mereka memburuk karena Milea tidak suka Dilan yang ingin membalas pengeroyoknya (diawal film diceritakan Dilan sempat dikeroyok oleh orang-orang yang tidak dikenal). Kemarahan Milea terhadap Dilan memuncak ketika sahabat mereka, Akew yang diperakan oleh Gusti Rayhan, akhirnya meninggal karena dikeroyok oleh gangster. Kekhawatiran Milea terhadap keselamatan Dilan inilah yang membuatnya memutuskan hubungan dengan Dilan.

Baca Juga : Review Foxtrot Six (2019) Indonesia di Tahun 2031

Dalam babak kedua, film ini nampak sangat serius dengan permasalahan masing-masing yang dimiliki Milea dan Dilan. Milea bermasalah dengan Yugo (Jerome Kurnia), putra Tante Anis. Disebutkan dalam novel Dilan 1991 bahwa Tante Anis adalah anak dari Nenek Aini yang merupakan adik nenek dari pihak Ayah Milea. Sementara Dilan bermasalah dengan kepolisian karena dia tertangkap ketika melakukan penyerangan ke gangster lain. Akhirnya, Dilan ditahan beberapa hari di Polsek. Keceriaan Milea diawal masa pacaran pun berubah menjadi tangis yang bertubi-tubi. Kala itu, Milea yang khawatir mulai memberi ultimatum kepada Dilan bahwa ia akan memutuskan Dilan bila sekali lagi Dilan melakukan penyerangan antar geng.

Terlalu cepatnya untuk mempertegas arah hubungan Dilan-Milea yang berakhir putus pun terasa terburu-buru. Akhir film disoroti dengan scene monolog kesedihan Milea yang hampir tindak memunculkan Dilan sama sekali. Cerita pun dipercepat ke tahun 1997, dimana mereka sudah dewasa dan Milea sudah punya pacar baru yaitu Mas Herdi yang di perankan oleh Andovi Da Lopez.

Aktor dan aktris pendukung bertabur bintang
pemeran dilan 1991
pemeran dilan 1991

Jika kamu ada pendapat tentang Review Film Dilan 1991 ini silahkan komen di bawah ini yahh, dan share ke temen-temen kalian untuk berbagi informasi tentang Film Dilan 1991 ini.

Aktor dan Aktris pendukung film Dilan 1991 bisa dibilang bertabur bintang yang cukup senior. Selain Ridwan Kamil yang berperan sebagai kepala sekolah, ada juga Aris Nugraha yang kita kenal sebagai Sutradara “Preman Pensiun”. Wajah lama seperti Bucek Depp juga berperan sebagai Ayah Dilan. Lalu, masih ada Farhan yang berperan sebagai Ayah Milea. Wajah awet muda Maudy Koesnaedi juga turut menghiasi film Dilan 1991 ini. Tak lupa memasukkan unsur komedi, ada Ence Bagus sebagai Pak Dedi, guru Bahasa yang puitis dan merayu Milea yang muncul pada pertengahan film. Lalu ada keceriwisan TJ Ruth Permatasari yang turut mencairkan suasana setelah penonton dicekoki dengan intrik serius. Ia berperan sebagai Ibunya Anhar, dan actingnya tampak sangat natural.

Sinematografi lebih baik
dilan 1991 best scene
Dilan 1991 best scene

Selain cerita yang kuat, saya melihat ada banyak kemajuan dari segi sinematografi. Ingat kan scene Bunda Dilan menyetir mobil jeep yang satu frame dengan Milea? Dalam Dilan 1990, scene tersebut diambil menggunakan green screen dan itu sangat mengganggu mata penonton, karena terkesan tidak rapi. Nah, dalam Dilan 1991, adengan ini terlihat diperbaharui dengan menyetir langsung mobil jeep sehingga terlihat sangat natural. Scene yang saya suka ialah ketika Dilan mengantar Milea ke sekolah dengan posisi kamera “bird angle”, yang menerobos kabel-kabel telepon/listrik dan berputar fokus pada keduanya, dan itu dilakukan one shoot. Keren!

Iklan yang terlalu maksa

Kita tahu bahwa membuat film itu tidak murah sehingga memerlukan sponsor untuk memenuhi biaya produksi. Saya lihat memang cukup banyak sponsor yang ikut muncul di film ini, seperti Tango, Hexos, Sari Roti, Ultra Milk, dan Loops. Salut dengan beberapa brand yang bersedia untuk memunculkan lagi kemasan edisi 90an dalam film ini. Selain memberi efek nostalgia pada penonton, juga memberi pengetahuan bagi adik-adik yang tidak berkesempatan mengalami era “90”an. Namun sayang, ada brand yang terlihat dipaksakan muncul berkali-kali dan tidak sesuai pada setting waktu dalam film itu, yakni tahun 1991. Bagi yang sudah menonton pasti tahu brand apa yang saya maksud. Semoga, di sequel selanjutnya, metode “hard selling”  para sponsor ini dapat diperbaiki ya!

Jika kamu ada pendapat tentang Review Film Dilan 1991 ini silahkan koment di bawah ini yahh, dan share ke temen-temen kalian untuk berbagi informasi tentang Film Dilan 1991 ini.

Comment